Ketika membaca judul dari tulisan ini, mungkin kalian akan berpikir agak lebay atau berlebihan. Seolah-olah aku membuat kesan bahwa ramalan zodiak itu memiliki mantra yang membuat terjatuh ke dalam jurang dosa.
Sebenarnya bukan mengenai dosa yang ingin aku bahas di sini, karena aku bukan orang yang memiliki ilmu mendalam tentang agama. Aku hanya ingin berbagi opini membahas “Bagaimana ramalan zodiak bisa menjadi suatu candu bagi sebagian orang?” dan “Bagaimana mungkin bisa ramalan zodiak mempengaruhi hidup kita?”
Sebut saja aku pribadi. Aku pernah menjadi orang yang percaya terhadap ramalan zodiak, aku pernah iseng mencari kriteria pasangan berdasarkan zodiak yang dimilikinya, aku selalu merasa zodiakku adalah zodiak yang paling benar dan bagus. Ketika aku mendapatkan ramalan yang baik mengenai zodiakku, aku senang dan bangga. Namun, ketika aku mendapatkan ramalan yang tidak baik mengenai zodiakku, aku memungkiri itu, seraya bilang “Ahhh ngasal nih ramalannya”.
Sebagai contoh, keuangan zodiak Libra bulan ini rezekinya lancar dan mulus kaya perosotan TK. Sementara asmara zodiak Libra bulan ini sedang dilanda kegalauan akibat pasangan di DM mantannya, ngajak balikan.
Pernah berada di posisiku ngga, sih? Atau mungkin kalian lebih kecanduan dibandingkan aku?
Pada sebuah survey yang diadakan pada tahun 2005, menunjukan bahwa 1 dari 4 orang Amerika Serikat percaya pada kekuatan horoskop. Bahkan, mantan presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan, juga menggunakan perhitungan astrologis untuk menentukan waktu pelantikannya.
Astrologi dan ramalan zodiak belum terbukti jitu secara ilmiah. Belum ada yang bisa membuktikan secara ilmiah bahwa ramalan zodiak berpengaruh pada sifat-sifat dan kehidupan kita. Dikutip dari Inverse pada Rabu (20/09/2016) “Astrologi adalah hal lain. Itu bukan ilmu pengetahuan. Tak ada yang menunjukan bahwa astrologi dapat digunakan untuk memprediksi masa depan atau kepribadian seseorang berdasarkan tanggal lahir,” jelas NASA.
Menurut Wikipedia, zodiak berasal dari kata Yunani, Zoodiacos Cyclos yang artinya lingkaran hewan berupa sebuah sabuk khayal di langit dengan lebar 18° yang berpusat pada lingkaran ekliptika. Istilah ini dapat pula merujuk pada rasi-rasi bintang yang dilewati oleh sabuk tersebut. Rasi bintang atau zodiak tersebut adalah:
- Aries (21 Maret–19 April)
- Taurus (20 April–20 Mei)
- Gemini (21 Mei–20 Juni)
- Cancer (21 Juni–22 Juli)
- Leo (23 Juli–22 Agustus)
- Virgo (23 Agustus–22 September)
- Libra (23 September–22 Oktober)
- Scorpio (23 Oktober–21 November)
- Sagittarius (22 November–21 Desember)
- Capricorn (22 Desember–19 Januari)
- Aquarius (20 Januari–18 Februari)
- Pisces (19 Februari–20 Maret)
Dan menurut Wikipedia pula, Astrologi adalah ilmu yang menghubungkan antara gerakan benda-benda di tata surya (planet, bulan, dan matahari) dengan nasib manusia. Karena semua planet, matahari, dan bulan beredar di sepanjang lingkaran ekliptika, otomatis mereka semua juga beredar di antara zodiak. Ramalan astrologi didasarkan pada kedudukan benda-benda tata surya di dalam zodiak.
Kenapa ada orang yang percaya dengan ramalan zodiak?
Jawabannya dikarenakan orang tersebut menganggap segala informasi yang ditujukan khusus untuk dirinya sebagai kebenaran (korban ilusi dari validasi pribadinya). Fenomena tersebut disebut sebagai Efek Barnum.
Horoskop atau ramalan zodiak menawarkan kedamaian untuk menghadapi masalah dalam modernitas yang kacau.
“Apa yang membuat kita merasa aman di dunia ini adalah keteraturan, batasan, dan urutan. Ketiga hal itu adalah hal-hal yang dapat diberikan astrologi kepada kita. Terutama dalam periode ketika dunia membuat manusia tidak aman, kita cenderung mencari jawaban yang masuk akal,” tutur Atlas di The New York Times.
Dengan kata lain, horoskop dapat meredam beban emosi di tengah-tengah hiruk pikuk peliknya kehidupan dunia ketika seseorang menelaah horoskop, sekali pun seseorang itu menyadari bahwa horoskop tidak ilmiah.
Mungkin bagi kalian yang sering iseng menelaah horoskop, timbul sebuah pertanyaan “Tapi kok horoskop itu seperti benar mempengaruhi hidup seseorang?“
Sudah dijelaskan di atas bahwa itu Efek Barnum. Atau bisa dibilang juga Validasi Subjektif, di mana itu terjadi ketika dua peristiwa yang tidak terkait atau acak dianggap berhubungan karena keyakinan atau ekspektasi menuntut adanya hubungan antara dua peristiwa itu. Dengan kata lain, kita sendiri yang menghubung-hubungkan persepsi kepribadian diri dengan isi horoskop.
Berhentilah menghubungkan persepsi kepribadian diri dengan isi horoskop, karena pada dasarnya semua orang berbeda dan tidak ada yang sama. Zodiak yang ada, tidak dapat menggambarkan seseorang. Misalnya ada yang bilang bahwa orang yang berzodiak Libra adalah orang yang mudah tersulut emosi. Sebagai seorang yang berzodiak Libra, justru aku pribadi merasa pintar dalam menempatkan emosi. Malah sebaliknya, aku mengenal dua orang berzodiak Leo yang sangat temperamental. Ada yang bilang juga bahwa Virgo itu sangat memegang teguh perfeksionis, tapi aku juga mengenal seseorang yang berzodiak Pisces yang luar biasa harus perfek dalam mengerjakan banyak hal. Ada juga yang mengatakan Libra adalah orang yang cerdas, tapi kenyataannya selama aku bersekolah justru zodiak lain yang selalu mendapatkan peringkat teratas.
Seringkali ada cocoklogi mengenai pasangan yang serasi berdasarkan zodiak. Scorpio dengan Sagittarius, Sagittarius dengan Cancer, kemudian Cancer cocoknya sama Libra, si Libra akan serasi dengan Aries. Jika begitu, artinya tidak akan ada pasangan yang benar-benar serasi dan saling mencintai satu sama lain. Atau ketika kita mendapatkan suatu ramalan, bayangkan ada berapa juta manusia yang memiliki zodiak sama dengan kita, yang artinya jutaan populasi umat manusia itu akan mengalami hal yang sama dengan kita. Misalnya, zodiak Libra dikatakan akan terkena sakit di bulan ini. Apakah jutaan manusia di dunia dengan zodiak Libra akan sakit? Apakah rumah sakit di seluruh dunia akan dipenuhi oleh orang-orang berzodiak Libra?
Kalau seandainya masih ada yang percaya dengan zodiak, percayalah kamu termakan oleh ilusimu sendiri. Ketahuilah bahwa seseorang itu dipengaruhi oleh gen, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakatnya. Horoskop tidak mempengaruhi apa-apa dalam kehidupan kita. Jika kita mudah sekali percaya dengan horoskop yang selalu memberikan kata-kata samar, sangat memungkinkan sekali jika kita akan menjadi orang yang mudah dihasut oleh orang lain dan disetir oleh orang lain. Jadi, mulai sekarang keluarlah dari perangkap ilusi zodiak. Berhentilah mengeluarkan kalimat “Aku liat horoskop buat seneng-seneng doang gak dibawa serius“. Justru dari kalimat yang keluar tersebut mengindikasi bahwa kamu suka dengan hasil ramalan zodiak yang bagus mengenai zodiakmu.
Punya opini lain tentang zodiak? Atau mungkin opini yang bertentangan dengan opini aku ini? Silakan tulis di kolom komentar untuk berdiskusi. Kalau sedang tidak ada kesibukan, akan aku respons komentarmu.
Leave a Reply